Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Batam – MINews : Perayaan tahun baru Imlek sebentar lagi. Untuk merayakannya, masyarakat Tionghoa memiliki berbagai tradisi menarik, salah satunya dengan menyajikan berbagai kuliner khas Imlek. Olahan ikan dingkis bias menjadi salah satu pilihan.
Hal ini terbukti dengan meningkatnya ekspor ikan dingkis ke negara tetangga seperti jelang Imlek ini. Kota Batam saja mengekspor hingga 7 ton ikan ini ke Singapura setiap harinya, sebagaimana tercatat di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Batam.
“Pengiriman ikan dingkis ke Singapura biasa kita lakukan di sepekan menjelang dan sepekan setelah perayaan imlek,” jelas Kepala Subseksi Pengawasan dan Pengendalian Data dan Informasi SKIPM Batam, Dwi Sulistyono.
Tak hanya jumlah, harga ikan dingkis pun terus mengalami peningkatan hingga mencapai SGD55 atau sekitar Rp564.685 per kilogramnya.
“Untuk saat ini, harga ikan dingkis masih tergolong normal yaitu SGD5-10 per kilogramnya,” tambah Dwi.
Di Batam sendiri, ikan dingkis banyak dihasilkan dari Pulau Kasu, Pulau Karas ,dan juga dari wilayah Jembatan Barelang. Masing-masing wilayah ini menghasilkan ikan dingkis dengan harga yang berbeda karena memiliki cita rasa yang berbeda.
“Untuk ikan Dingkis dengan harga relatif tinggi biasanya datang dari wilayah Pulau Kasu dan Karas,” lanjutnya.
Selain ikan dingkis, menjelang Imlek, Batam dan Kepulauan Riau pada umumnya juga mendorong peningkatan ekspor komoditas laut lainnya seperti ikan sunu, ikan bawal, dan lobster Pacitan. Menurut Dwi, ikan sunu jenis sunu bubu harganya lebih tinggi jika dibandingkan dengan sunu Jawa.
Dwi menjelaskan, harga ikan bawal jelang Imlek mencapai SGD 42 per ekor dengan berat 7 ons ke atas.
Tren pelonjakan harga beberapa jenis ikan ini memang lumrah terjadi mengingat permintaan masyarakat jelang Imlek juga mengalami peningkatan.
“Biasanya nanti satu minggu setelah perayaan Imlek, harga-harga tersebut sudah mulai beranjak turun,” pungkasnya.