Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Jakarta - mediaindonesianews.com: Langkah pemerintah untuk membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah langkah tepat. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 ini, mengingat sektor UMKM menjadi salah satu tulang punggung perekonomian. Karena bila dilihat data, bahwa pelaku UMKM ada sekitar 64 juta yang mana mampu menghasilkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 60 persen. Sementara pelaku UMKM sendiri dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen, sedangkang para pelaku besar hanya 13 persen saja.
"Jadi jelas bahwa UMKM adalah tulang punggung perekonomian bangsa kita dan kalau kita melihat juga yang terbanyak dan terbesar adalah usaha mikro. Usaha mikro mampu menyerap lapangangan kerja 1,7 pelaku tenaga kerja, termasuk tenaga kerja si pelaku usaha mikronya itu sendiri," kata Iim Rusyamsi ST., MM, Ketua Umum Ok-Oce Indonesia, Jumat (18/9) kepada mediaindonesianews.com.
Lebih lanjut Iim Rusyamsi mengatakan, Adanya inistiaf disemua daerah-daerah untuk memberikan sitimulus bagi para pelaku UMKM agar roda perekonomian mereka dapat berjalan sudah sangat baik,
“disatu sisi ada keterbatasan-keterbatasan dari sisi anggaran dan juga sumber daya lainnya, namun, stimulus yang dilakukan adalah pendampingan atau binaan bagi para pengusaha mikro, kecil, menengah ini dan juga menjadi Of Tecker dari produk dampingan tersebut. Agar menjadi produk-produk yang dihasilkan dapat diserap oleh pemerintah daerah, yang mungkin bisa menjadi kebutuhan kegiatan-kegiatan di pemerintah daerah”, ujarnya.
Iim Rusyamsi mengatakan, jumlah para pelaku UMKM di Indonesia lebih dari 60 juta orang, dari data ini mungkin pemerintah membantu semua para pelaku UMKM yang terdampak. Namun, dari total jumlah mencapai 9 juta orang yang dianggarkan mungkin akan naik menjadi 15 juta.
"Stimulus menurut saya sudah bagus dari pemerintah pusat untuk bisa turun ke pemerintah daerah. Namun, memang pemerintah daerahlah yang mengetahui siapa-siapa saja mereka yang terdampak. Kita tahu pemerintah daerah pun terbatas anggarannya, sehingga yang paling efektif adalah melakukan pendampingan mereka. Pendampingan bagaimana supaya mereka tetap bisa semangat mempunyai produktifitas yang tinggi dan juga membantu agar bisa bertransformasi digital. Lakukan pendampingan yang melekat kepada mereka, hingga mereka paham potensi dipasar internet agar semua ekonomi kerakyatannya berjalan. dan itu yang kita harapkan. Sekali lagi inilah moment yang tepat untuk pemerintah mendampingi transformasi digital bahwa pelaku usaha didaerah didampingi. Karena merekalah penyerap lapangan kerja, jadi semakin banyak kita bantu UMKM semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang bisa diserap dan bertahan di pandemi covid 19 ini," paparnya.
Menurut Iim, program pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk semua pelaku UMKM di daerah sangat bagus dan sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha yang terdampak. Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM 47 pelaku usaha mikro kecil ini terdampak dan sebagian besarnya menutup usahanya.
Iim meminta bagaimana UMKM bisa didorong serta memanfaatkan platform digital. Karena saat ini, saat yang tepat pindah ke digital transformasi dan ini sudah terbukti di tengah wabah dan pemberlakuan PSBB ini serba digital dan UMKM perlu didampingi.
“Bagaimana mereka bisa memanfaatkan platform digital tersebut, sehingga mereka punya pendapatan tambahan dari digital online. Untuk itu bagaimana pemerintah memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM supaya mereka sadar akan transformasi Platform digital, dan memberikan kemudahan dan menjadikan produk UMKM dapat diserap oleh pemerintah, BUMN sehingga mereka akan berpontesi maju," pungkasnya. (LiaN)