Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Jakarta-mediaindonesianews.com: Upaya pemulihan ekonomi masih di banyangi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang belum usai, dimana seiring upaya penciptaan lapangan pekerjaan, program perlindungan dan bantuan sosial yang efektif untuk pekerja tetap dibutuhkan khususnya bagi kelompok paling rentan seperti pekerja berupah dan berketrampilan rendah.
Pengamat Ekonomi Dr. Denny Tewu SE., MM menjelaskan bahwa hal ini tentu harusnya terus dilakukan secara berkelanjutan, namun ada batas waktu semakin hari semakin berkurang sejalan dengan progres kondisi perekonomian yang semakin baik.
"prinsipnya dunia ekonomi akan cepat beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi dalam kehidupan ini, kalau ada yang tetap tertinggal itu adalah mereka yang tidak mau berubah dan beradaptasi, dan umumnya persentasinya semakin hari semakin kecil, katanya, Jumat (19/2).
Laporan Badan Pusat Statistik Jakarta (BPS) menyebutkan, bahwa per Agustus tahun 2020 ada sekitar 29,12 juta pekerja di Indonesia yang berdampak Pendemi dan sebanyak 2,56 juta orang kehilangan pekerjaan akibat Covid19, serta 24,56 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja. Menurut analisa Denny hal ini harus diakui, bahwa perubahan secara radikal diseluruh dunia akibat covid19 ini tentu berdampak dalam berbagai aspek kehidupan, namun peran Pemerintah dengan memberikan berbagai stimulus selama ini juga telah berdampak kepada perbaikan dari waktu ke waktu dalam berbagai bidang, data Agustus 2020 tentu telah banyak berubah dalam waktu 6 bulan setelah itu.
“ Kita bisa melihat trend pertumbuhan ekonomi kita dari waktu ke waktu hingga saat ini,” ujar Denny yang juga menjabat sebagai Komisaris PT. Tebar Jala Group.
Lebih lanjut dalam keterangan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, salah satu program yang mendapat perhatian Publik sepanjang 2020 adalah, bantuan subsidi upah. Bantuan langsung tunai itu diberikan kepada 12,4 juta pekerja, bergaji rata rata Rp.3,1 juta per bulan di 413.649 perusahaan. Hingga kini penyaluran bantuan itu sudah terealisasi 98,82 persen. Pandangan ini juga dikatakan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal berharap pemerintah tetap melanjutkan program subsidi upah. Program ini katanya, setidaknya bisa menjaga daya beli buruh yang masih masih bekerja di tengah ancaman PHK dan penurunan penghasilan.
“saya pikir harus diukur rasio antara trend pertumbuhan dan jumlah bantuannya, semakin baik perekonomian maka semakin terseleksi mereka yang mendapat bantuan dan tersebut,” ungkap Penasehat Koperasi Lima Roti Dua Ikan ini.
Disisi lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan tujuh strategi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi 2021. Tiga pertama adalah, vaksinasi covid 19 melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional. Dan mengimplementasikan UU tentang cipta kerja.
Denny Tewu berpandangan bahwa semua upaya tentu harus dilakukan Pemerintah dalam menyikapi opportunity maupun risiko ditahun 2021, ada banyak hal bagi Indonesia harus mempersiapkan diri menjadi raksasa ekonomi baru sebagai penghasil Nikel terbesar di dunia, yang akan sangat dibutuhkan dalam teknologi modern saat ini dan masa depan.
"harapannya, kelebihan ini akan mendorong dan mengangkat ekonomi Indonesia disegala bidang. Kuncinya Indonesia Damai dan pasti Sejahtera,” pungkas Wakil Rektor II Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. (LiaN)