DR. Hulman Panjaitan SH MH: FH UKI Tetap Maju dan Jaya Mampu Bersaing di Era Global

Jakarta-mediaindonesianews.com: Menyongsong era Revolusi Industri 4.0, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berupaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan tinggi bagi putra-putri Indonesia. Salah-satunya, Pendidikan Jarak Jauh (e-learning) menjadi terobosan Kemenristekdikti dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi yang bermutu ke seluruh wilayah Indonesia. 

Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (FH-UKI) Jakarta, DR. Hulman Panjaitan, SH., MH berpandangan bahwa  Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) mendapat tempat dalam sistem pembelajaran di Indonesia, baik menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maupun UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi termasuk Permendikbud No. 109 Tahun 2013. PJJ merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi akan memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada kelompok Masyarakat yang tidak dapat mengikuti Pendidikan secara tatap muka atau reguler dan memperluas akses serta mempermudah layanan Pendidikan Tinggi dalam Pendidikan dan pembelajaran. Serta diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

“PJJ bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka, dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pembelajaran,” jelasnya kepada mediaindonesianews.com, Selasa (23/3).

Atas dasar ketentuan, lanjut Hulman peraturan perundangan bidang pendidikan (tinggi) khususnya di masa pandemi saat ini, sejak Semester Genap 2019/2020 hingga saat ini, FH UKI menerapkan PJJ dalam proses pembelajaran dan tidak ada kendala yang berarti, namun persoalan yang sering dihadapi mahasiswa adalah kurangnya jaringan internet dan paket pulsa internet (wifi) yang dimiliki mahasiswa khususnya yang ada di daerah.

"Untuk mengatasi hal semacam ini, Yayasan UKI bersama dengan alumni telah memberikan bantuan paket pulsa kepada mahasiswa, termasuk mahasiswa FH UKI," kata Doktor Ilmu Hukum dengan predikat Magna Cumlaude/Pujian Tinggi di Universitas Pelita Harapan Jakarta.

Hulman yang juga menjabat Ketua Ikatan Alumni Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, Jakarta menjelaskan bahwa, dalam rangka menciptakan SDM unggul lulusan FH UKI, maka sejak tahun 2015 telah diterapkan kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dengan penetapan keunggulan komparatif sebagai profil lulusan FH UKI sebagai “Praktisi Hukum”, maka peningkatan kompetensi dan kreativitas lulusan menjadi perhatian serius sesuai kurikulum.

“Untuk itulah, ditetapkan adanya mata kuliah kerja magang yang dilengkapi dengan sertifikat magang dari kantor magangnya, termasuk keharusan bagi mahasiswa memperoleh sertifikasi TOEFEL atau TOEIC (Test of English for International Communication) dan sertifikat lainnya seperti LKMMTD dan berbagai kreativitas lainnya seperti keikutsertaan sebagai panitia dan dalam kegiatan ilmiah lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa, perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk menghasilkan mahasiswa yang siap kerja, namun juga melahirkan mahasiswa yang mampu membuka lapangan kerja, kreatif, mempunyai jiwa kewirausahaan dan inovasi hal ini merupakan yang terpenting dalam menciptakan industri kreatif diera digital.

"Oleh karena itulah, dalam kurikulum FH UKI terdapat mata kuliah yang mendukung hal tersebut, yaitu Mata Kuliah Kewirausahaan," tandasnya.

Untuk itu lanjut Hulman, Perguruan tinggi dituntut menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing, disipilin, mempunyai nilai kejuangan dan profesional. Untuk itulah, kurikulum disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan tuntutan kebutuhan dan perkembangan global serta penerapan nilai-nilai UKI dalam seluruh aspek kehidupan kampus, yaitu rendah hati, berbagai dan peduli, profesional, disiplin, bertanggung jawab dan berintegritas, urainya. 

“Sejak didirikan pada 15 Oktober 1958 Fakultas Hukum UKI, lebih dari 6000 lulusan yang dihasilkan, dengan program peminatan Hukum Perdata, Hukum Pidana, HTN, HAN. Hukum Internasional, Hukum Ekonomi dan Praktisi Hukum dengan jumlah dosen pengajar sebanyak 27 orang dan semuanya bergelar Magister dan Doktor, termasuk Guru Besar. Kualitas lulusannya pun dapat bersaing di pasar kerja baik nasional maupun internasional dan tersebar di berbagai profesi pasar kerja.” Ujarnya

Hulman memaparkan bahwa beberapa lulusannya FH UKI diantaranya Dr. Albert Hasibuan, SH (eks mantan Watimpres dan advokat), Dr. Agustin Teras Narang (eks Gubernur Kalimantan Tengah dan saat ini anggota/Ketua Komite I  DPD RI), Prof. Dr. John Pieris, SH., MS (eks anggota DPD RI), Dr. Artha Thresia Silalahi (Hakim Tinggi), Japto. S. Soerjosoemarno, SH (Advokat-Entrepreneur), Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH.,MH.,MBA (Advokat-entrepreneur dan Rektor UKI) dan sejumlah tokoh lain.

“Secara formal, memang pengukuran mutu pendidikan masih berdasarkan program akreditasi, sekalipun sesungguhnya untuk mengukur mutu pendidikan yang berkualitas tidak saja dan tidak cukup dengan penilaian akreditasi, tetapi bagaimana respon dan tanggapan para pengguna lulusan atas kemampuan dan profesionalitas lulusan.” kata Hulman yang juga menjabat Wakil Ketua Asosiasi Penyelenggaran Program Studi Ilmu Hukum Indonesia.  

Itulah sebabnya, lanjut Hulman, secara rutin FH UKI melakukan tracer study dengan menyebarkan questioner kepada para pengguna lulusan untuk mengukur bagaimana kualitas lulusan.

“perlu disampaikan, berdasarkan survey yang pernah dilakukan secara nasional, FH UKI menempati urutan ke-23 dari seluruh Fakultas Hukum yang ada di Indoensia, baik swasta maupun negeri. Khusus untuk perusahaan multinasional, berdasarkan penelitian yang dilakukan media tahun 2014 dan FH UKI menempati urutan ke-10 secara Nasional,” katanya bangga.

Untuk mendukung proses pembelajaran dan kualitas pendidikan Hulman Panjaitan melihat,  FH UKI terdapat kecukupan dosen yang kualitas dan mumpuni didukung pengalaman praktik sebagai profesional dengan gelar Magister dan Doktor termasuk beberapa Guru Besar. Kemampuan akademik didukung dengan pengalam praktik sebagai seorang praktisi bagi dosen FH UKI.

"Tidak ada keraguan bagi FH UKI untuk tetap maju dan jaya, mampu bersaing di era global dan sudah terbukti dengan para lulusannya. Prestasi mahasiswa FH UKI baik bidang akademik maupun non akademik selalu menghiasi buletin setiap tahun. Apalagi dengan menetapkan keunggulan komparatif sebagai profil lulusan Praktisi  Hukum. Jadi siapa yang ingin menjadi praktisi handal, seperti Jaksa, Hakim, Pengacara/Advokat, Notaris, Kurator, Konsultan, Diplomat, Legislator, silahkan kuliah di FH UKI dan tersedia beasiswa bagi mahasiswa berprestasi," pungkasnya. (LiaN)