Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Pontianak-mediaindonesinews.com: Keluhan masyarakat Kalimantan Barat terlihat terkait dengan beberapa waktu lalu pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti merangkaknya beberapa harga komoditi pangan seperti beras, gula, minyak goreng.
Menghadapi itu semua Asosiasi Lentera UMKM siap bersinergi bersama pemerintah dalam menekan inflasi daerah.
“Alhamdulillah kita sudah mendapatkan surat penunjukan kemitraan oleh Bulog baik dari Bulog Pusat maupun Bulog Provinsi Kalimantan Barat, dan Alhamdulillah kita sudah gerak” ujar Syafarahman Ketua Umum Asosiasi Lentera UMKM, Senin (7/11)
Lebih lanjut Syafarahman menjelaskan bahwa, saat ini pihaknya telah menyalurkan produk beras Medium dari Bulog dan di pasarkan ke daerah daerah yang tak terjangkau oleh Operasi Pasar yang dilakukan Didprindag dan Dinas lainnya,
Menurut Syafarahman semua rakyat Indonesia pasti terdampak akibat pengalihan Subsidi BBM ke pangan, jika operasi pasar hanya dilakukan di pasar maka ketidak adilan akan terjadi mereka yang jauh dari pasar akan merasakan kesulitan untuk mendapatkan pangan dengan harga yang di Subsidi Pemerintah.
“Kami berharap bukan hanya beras Medium yang bisa kami salurkan akan tetapi Gula, Minyak Goreng juga, karna ketiga jenis pangan ini tak akan lepas dari masyarakat,” pungkasnya
Sementara itu beberapa waktu lalu Moeldoko juga meminta daerah mengupayakan agar tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa dalam waktu cepat. Sebab, kondisi tersebut berpotensi membebani masyarakat dan menimbulkan gejolak sosial.
“Misalnya untuk masalah energi, minyak, BBM dan lainnya, pemda dapat membuat sistem bekerja sama dengan stakeholder yang ada. Kemudian Tim Pengendali Inflasi daerah melibatkan aparat pengawas untuk memastikan subsidi benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.
Dari hasil perbincangan dengan sejumlah pedagang, Moeldoko mendapati bahwa kenaikan harga komoditas pangan tidak mengalami kenaikan signifikan dan cenderung stabil.
“Memang ada kenaikan, tapi tidak signifikan. Seperti bawang merah, naik hanya Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram. Telur malah masih normal, yakni Rp 1.800 per butir. Jadi bisa disimpulkan harga-harga masih stabil,” kata Moeldoko.
Moeldoko juga meminta daerah mengupayakan agar tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa dalam waktu cepat. Dari hasil dari perbincangan dengan sejumlah pedagang, Moeldoko mendapati bahwa kenaikan harga komoditas pangan tidak mengalami kenaikan signifikan dan cenderung stabil.
“Memang ada kenaikan, tapi tidak signifikan. Seperti bawang merah, naik hanya Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram. Telur malah masih normal, yakni Rp 1.800 per butir. Jadi bisa disimpulkan harga-harga masih stabil,” pungkasnya (Budi)