Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Jerman-Mediaindonesinews.com: Terbukanya peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia masuk 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia tahun 2023 terlihat dalam Pameran Hannover Messe 2023. Hal ini ditegaskan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita keikutsertaan Indonesia sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2023 diharapkan dapat memperluas dan membuka peluang kemitraan baru bagi para co-exhibitors yang berpartisipasi.
Saat ini kata Agus Gumiwang, solusi pemilahan sampah dan makanan untuk industri makanan dan minuman serta industri lainnya menunjukkan tren perkembangan yang pesat secara global. Keikutsertaan para pelaku usaha di sektor teknologi berkelanjutan dalam Hannover Messe 2023 diharapkan dapat mendorong terobosan berupa transformasi digital dan climate-neutral.
“Sinergi antara digitalisasi dengan keberlanjutan lingkungan akan berperan besar dalam mendorong potensi industri Indonesia untuk dapat bersaing secara global,” ujarnya.
Dipaparkan Agus, Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sebagai salah satu co-exhibitors pada Hannover Messe 2023 berhasil menarik minat salah satu perusahaan teknologi asal Singapura dan Jerman, MARS-ENVOTEC, untuk melangsungkan kerja sama. Dalam business meeting, Senin (17/4) waktu Hannover, MARS-ENVOTEC sepakat untuk mendukung industri ekonomi sirkular dengan mengembangkan teknologi serta pengetahuan terkait proses daur ulang.
Dimana MARS-ENVOTEC menawarkan solusi inovatif dan holistik untuk penerapan teknologi transformasi limbah yang canggih secara luas. Berbagai bahan limbah dapat diubah kembali menjadi energi yang bersih dan terbarukan.
CEO MARS-ENVOTEC, Sven Ische mengatakan, perusahaan berencana menerapkan solusi pengelolaan limbah dari hulu ke hilir untuk membuat bahan bakar sintetis dan produk energi hijau lainnya dari sampah kota, plastik, dan organik di Indonesia.
“Selain itu, dengan terjalinnya kerjasama dengan GAPMMI tersebut, Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia yang berkesempatan menggunakan peralatan daur ulang dan energi hijau MARS-ENVOTEC,” ujarnya.
Sementara Managing Director MARS-ENVOTEC Asia Pasifik, Bambang Indrawan menambahkan, saat ini pabrik teknologi zero emission pertama di Indonesia telah dibangun di Pekanbaru dan Lombok.
"MARS-ENVOTEC juga akan bergabung dengan PIDI 4.0 (Pusat Industri Digital 4.0) Kementerian Perindustrian sebagai tenaga ahli energi terbarukan dan pengelolaan limbah" ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto menyampaikan, Kemenperin akan terus mendukung pengembangan teknologi industri dan pendukungnya.
"Terlebih, penyelenggaraan kerja sama industri daur ulang tersebut dapat menjadi langkah awal Indonesia untuk memenuhi kebutuhan circular economy dan net zero carbon" pungkasnya. (lian)