Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Blora-Mediaindonesianews.com: Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora memperkuat sektor pertanian terus digencarkan, salah satunya melalui Sekolah Lapang Padi, sebuah program pelatihan berbasis praktik langsung di lapangan, yang digelar Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Blora Arief Rohman dan para petani peserta di Kelurahan Jepon, menggelar panen Bersama, hal ini menandai keberhasilan budidaya varietas unggul padi super genjah.
“Sekolah Lapang adalah proses pembelajaran berbasis pengalaman nyata, yang menjadikan petani sebagai pelaku utama transformasi pertanian,” katanya, Senin (23/6).
Lebih lanjut Bupati juga menekankan bahwa pelatihan ini bukan sekadar transfer ilmu, tetapi bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan petani dalam mendorong kemandirian dan kedaulatan pangan.
“Dari Blora, kita kirimkan pesan bahwa pertanian berbasis inovasi adalah jalan masa depan. Mari kita akselerasi bersama,” ujarnya.
Sementara itu Kepala DP4 Blora, Ngaliman, melaporkan bahwa pada musim tanam kedua (MT-2) ini, para petani dikenalkan dua varietas unggul: M70D, padi super genjah yang bisa dipanen dalam 70 hari, dan Inpari 50 sebagai pembanding. Hasil panennya sangat menggembirakan. Varietas M70D menghasilkan 6,08 ton/hektare, sementara Inpari 50 bahkan mencapai 7 ton/hektare. Program ini sendiri diterapkan di lahan seluas 25 hektare oleh sembilan kelompok tani di Jepon.
“Ini adalah hasil yang sangat baik, dan menjadi penyemangat kami untuk memperluas Sekolah Lapang ke wilayah lainnya,” jelasnya.
Sedangkan Rasiman, Ketua Kelompok Tani sekaligus peserta pelatihan, menyampaikan rasa syukur atas hasil panen. Ia mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut memberi bekal keterampilan baru seperti pembuatan pupuk organik dan insektisida alami.
“Hasilnya sangat bagus. Dari satu hektare kami bisa panen lebih dari enam ton. Ini sangat membantu petani kecil seperti kami,” ucapnya.
Sperti diketahui, harga gabah saat panen MT-2 juga stabil, berada di kisaran Rp 6.500 per kilogram, menambah nilai ekonomi dari keberhasilan ini.
Panen raya ini juga dihadiri berbagai unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), antara lain perwakilan Polres Blora, Kodim 0721/Blora, Kepala BPS Blora, Camat Jepon, Lurah Jepon, penyuluh pertanian, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga ketua-ketua kelompok tani.
Selain itu Kegiatan ini menjadi simbol kuat bahwa pertanian bukan hanya urusan petani, tetapi agenda bersama yang menyatukan pemerintah, masyarakat, dan institusi negara.
Dengan keberhasilan ini, Blora menegaskan diri sebagai daerah yang serius mendorong ketahanan pangan berbasis inovasi, kemandirian, dan kolaborasi. (andiZ)