Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Blora-Mediaindonesianews.com: Malam 1 Suro kembali menjadi momentum sakral yang menyatukan nilai-nilai spiritual, budaya, dan pendidikan karakter dalam satu rangkaian kegiatan prosesi tirakatan dan puter gelang yang dilaksanakan oleh ratusan warga Perguruan Silat Setia Hati Terate (SH Terate) Cabang Blora Pusat Madiun di Lapangan Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kamis (26/6).
Anggota DPRD Kabupaten Blora, Supriedi, S.Pd.I yang juga menjabat Ketua Ranting SH Terate Kecamatan Banjarejo, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ritual, melainkan sarana pembelajaran penting bagi para calon pendekar.
“Malam Satu Suro adalah momentum mengasah jiwa dan hati. Di sini kita belajar tentang kehidupan, tentang bagaimana berbuat baik, menjaga laku hidup yang bersih, dan mengamalkan nilai-nilai luhur,” ujarnya.
Lebih lanjut Supriedi menjelaskan bahwa, SH Terate bukan hanya sekadar bela diri, namun juga mengajarkan pentingnya membangun akhlak mulia dan komitmen pengabdian kepada bangsa dan negara. Nilai-nilai ini menjadi landasan kuat bagi setiap calon warga sebelum diterima secara penuh dalam keluarga besar SH Terate.
Ketua Cabang SH Terate Blora, Slamet Pujiono, menjelaskan bahwa peringatan malam 1 Suro merupakan agenda rutin tahunan yang sarat makna spiritual. Rangkaian kegiatan dimulai dengan doa bersama dan tahlil (kajatan) yang dipimpin oleh para sesepuh, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan guru besar SH Terate.
“Ini bagian dari laku batin. Kita ingin setiap calon warga memahami bahwa pencak silat bukan hanya tentang kekuatan fisik, tapi juga perjalanan spiritual yang mendalam,” ungkap Slamet.
Setelah doa bersama, prosesi dilanjutkan dengan tirakatan dan puter gelang, sebuah tradisi berjalan mengelilingi lapangan secara tertib dan dalam diam. Prosesi ini dimaknai sebagai simbol evaluasi diri dan perjalanan spiritual menuju kedewasaan mental serta penguatan tekad dalam mengemban ajaran SH Terate.
“Puter gelang melambangkan refleksi batin. Dalam keheningan itulah seseorang belajar mengenal dirinya, memperbaiki niat, dan memperteguh semangat untuk menjadi pendekar yang sejati—kuat dalam fisik, tangguh dalam moral dan spiritual,” lanjutnya.
Kegiatan ditutup dengan pesan-pesan kebangsaan, nilai-nilai persaudaraan, dan semangat menjaga warisan budaya oleh Wiro Anom SH Terate Blora, Keluk Peristiwahana.
“Meski larut malam, semangat para peserta tetap menyala. Ini menandakan bahwa kegiatan ini bukan hanya formalitas, melainkan pengalaman batin yang menyentuh,” tuturnya.
Hadir pula seluruh Ketua Ranting se-Cabang Blora yang memperlihatkan soliditas organisasi dan kekompakan dalam menjaga nilai-nilai luhur SH Terate. Dukungan juga datang dari unsur aparat keamanan. Kapolsek Ngawen AKP Lilik Eko Sukaryono bersama jajaran ikut hadir memberikan pengamanan dan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan.
“Kami apresiasi kegiatan ini karena tidak hanya menjaga budaya dan spiritualitas, tetapi juga menanamkan kedisiplinan dan cinta damai pada generasi muda,” ujar Kapolsek.
Peringatan malam 1 Suro di Blora kali ini menegaskan bahwa pencak silat tidak berhenti pada gerak tubuh, tapi juga menyentuh aspek pembinaan jiwa. SH Terate menjaga api nilai-nilai luhur agar tetap menyala di tengah zaman yang terus berubah—menghadirkan pendekar-pendekar yang siap mengabdi bagi umat, nusa, dan bangsa. (andiZ)