Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Palu - Di Petobo, terdapat banyak kompleks perumahan yang dihuni ratusan penduduk. Setelah gempa dan lumpur, perumahan ini tenggelam. Lumpur itu mulai mengeras walau di sana-sini masih ada yang basah. Dari luas itu, pihak Basarnas baru melakukan penggalian dengan menggunakan buldozer sekitar 500 meter.
Sampai saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan baru 21 orang meninggal yang bisa dievakuasi. Entah berapa orang yang menjadi korban. Berdasarkan data kependudukan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu tahun 2018, jumlah penduduk Kelurahan Petobo (Kecamatan Palu Selatan) sebanyak 8.556 jiwa.
BNPB menyebutkan 65.733 rumah rusak akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah seluruhnya. Sebanyak 1.234 orang meninggal, 799 orang mengalami luka berat dan 99 orang hilang. Sementara itu, jumlah korban di Petobo dan Balaroa belum bisa diperkirakan. “Di Petobo (Palu Selatan) dan Balaroa (Palu Barat) belum dapat diperkirakan, karena tanahnya ambles,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Selasa, 2 Oktober.
Petobo mengingatkan kisah wilayah Pompey pada jaman Romawi tertimbun akibat gempa. Petobo amblas kedalam lumpur sementara Pompey ditimbun lahar panas dari emburan gunung berapi. Keduanya sama sebagai peradaban yang hilang. Masihkah kita tidak percaya dengan murka Tuhan?.