Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Oleh: Siti Nurhaliza Manurung
Mediaindonesianews.com: Pada era digital pada saat ini Internet rasanya sudah sangat mudah dijangkau dan melekat di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para kalangan anak-anak. Pada dasarnya internet mampu membantu banyak menyelesaikan kegiatan manusia seperti pekerjaan, pelajaran dan komunikasi. Namun pada jejaring internet yang disebut sosial media dan dunia maya pun tidak terlepas dari berbagai hal yang sangat bernilai negatif dan dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap penggunanya. Pada usia anak-anak tentu sangat masih labil dalam hal apapun baik untuk mengambil keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan bimbingan orang tua untuk melakukan banyak hal.
Penyedia media sosial sendiri memiliki aturan batas usia minimal pembuatan akun pengguna yang biasanya dipatok pada usia 13 tahun. Karena itu secara “aturan main”, anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun belum diperkenankan menggunakan media sosial. Aturan batasan usia tersebut tentu dibuat dengan pertimbangan matang. Namun dari berbagai literatur yang ada, anak-anak lebih banyak memiliki resiko dalam penggunaan media sosial sehingga belum perlu menggunakannya. Ada resiko yang sebenarnya harus diperhatikan orang tua.
Dari sisi pengetahuan dan emosi, anak-anak berusia 13 tahun ke bawah dinilai belum siap karena belum mengatahui resiko yang dapat dialami dalam penggunaan media social. Kendati demikian dalam banyak kasus orang tua bahkan mendorong anak untuk mempunyai akun media sosial dan menggunakannya. Bila si anak belum mngerti cara membuat akun, orang tua malah membuatkannya.
Ditengah kehidupan sebagian para kalangan anak-anak yang mana saat ini internet nampaknya sudah melekat menjadi salah satu jenis kebutuhan pokok. Namun tentunya tidak semua para anak-anak yang bisa mengakses atau menggunakan internet dengan baik dan benar tanpa terpengaruh dampak negatifnya. Kalangan anak-anak berinteraksi dengan teman-temannya secara langsung sehingga lebih sehat secara fisik.
Kemudian bila ada masalah sosial, seperti konflik dengan teman, dia bisa belajar menyelesaikannya.
Pada media sosial bila ada konflik, hubungan pertemanan bisa langsung diputus seperti dengan cara blokir. Padahal, dalam hidup tidak semudah itu memutuskan pertemanan. Terlepas dari batasan usia, pendekatan terpenting terkait dengan penggunaan media sosial oleh anak adalah pendekatan dari keluarga. Keluarga harus mengawasi anak dan memberi aturan yang jelas terhadap aktivitas penggunaan media sosial. Orang tua terlebih dahulu memberi contoh yang bagi anaknya. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mengetahui dengan baik ragam media sosial yang sedang berkembang di tengah masyarakat sehingga dapat melakukan pengawasan dan memberikan penjelasan yang baik kepada anaknya.
Orang tua masih menjadi hal yang terpenting bagi anak bukan pertemanan. Setelah SD, mereka baru bertemu dengan teman-temannya di sekolah dan meungkin berkegiatan di luar jam sekolah.
Media sosial merupakan sarana untuk bersosialisasi, sedangkan pada usia 13 tahun ke bawah, anak-anak sudah mendapatkan langsung dari diri orang tua dan individu lain di dalam keluarga atau mereka yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Membuatkan akun medos untuk anak tidak perlu dilakukan, meskipun dengan alasan yang paling sederhana sekalipun seperti untuk membagiakn foto atau hanya sebagai sarana berpromosi.
Perkembangan anak-anak berusia 13 tahun ke bawah, masih pada seputar aspek motorik kasar dan motorik halus, sampai dengan pertengahan sekolah dasar. Anak-anak pada usia tersebut justru harus lebih banyak berkegiatan secara aktif dibandingkan dengan memperhatikan newsfeed pada media sosial.
Dengan berdasarkan riset yang dikaji secara mendalam ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan apabila tidak bijak dalam menggunakan jejaring internet terutama di kalangan anak-anak, yaitu seperti berikut:
Penulis adalah:
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Medan