Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Oleh : Retna Fatimah Mulyani & Muhammas Zikri
Mediaindonesianews.com: Covid-19 merupakan suatu penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi varus SARS-CoV-2 dengan menyerang sistem pernapasan dengan gejela seperti sesak napas, batuk, pildek, dan demam serta pada individu rentan dapat berakibat kematian (WHO, 2020). Kasus COVID-19 muncul di Indonesia sekitar akhir bulan Februari 2020. Terhitung sampai tanggal 15 Oktober 2021, jumlah angka positif COVID-19 di Indonesia mencapai 4.233.014 kasus dengan 4.070.807 kasus sembuh dan 143.889 kasus meninggal dunia.
Tingginya kasus COVID-19 yang terjadi membuat pemerintah melakukan beragam upaya untuk mereduksi penyebaran virus tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meminimalisasi penyebaran penyakit ini adalah dengan menerapkan physical distancing dan memberlakukan work from home untuk berbagai aktivitas baik kegiatan belajar mengajar maupun aktivitas kerja yang sebelumnya dilakukan secara offline(Kantar, 2020). Upaya ini dilakukan agar masyarakat dapat tetap produktif serta penyebaran virus dapat dibatasi.
Selama masa work from home, penggunaan laptop, gawai, maupun perangkat elektronik lainnya naik signifikan. Hal ini terjadi demi menunjang kelancaran berbagai macam aktivitas daring yang masyarakat lakukan saat work from home (Putri et al., 2020). Di negara India, terjadi peningkatan penggunaan gawai pada masa pandemi COVID-19 dengan rata-rata lebihd ari 2,13 jam per hari. Peningkatan ini disebabkan oleh penggunaan gawai yang digunakan untuk melakukan kegiatan rutin harian seperti belajar daring maupun bekerja. Namun, saat ini ada banyak keluhan muskuloskeletal yang terjadi dalam waktu yang relatif pendek seperti nyeri pada bahu, punggung, leher, maupun sistem gerak atas yang dirasakan oleh pengguna gawai (Phanskopar et al., 2020).
Selain penggunaan gawai, penggunaan laptop juga meningkat intensitasnya selama masa work from home. Dalam menggunakan laptop, posisi posisi yang paling sering ditemui ialah posisi duduk (Hassounah et al., 2020). Sebuah penelitian menemukan bahwa posisi ergonomi yang kurang tepat dalam penggunaan laptop lebih dari 2-3 jam per hari dapat meningkatkan kemungkinan terkena gangguan muskuloskeletal seperti nyeri pada bahu maupun leher (Gustafsson et al., 2017).
Dilihat dari aspek fisik, terjadinya gangguan muskuloskeletal pada lengan, tangan, dan bahu dapat disebabkan oleh penggunaan komputer yang terlalu lama (Edlink, 2012). Selain itu, masalah visual yang mempunyai gejala ocular: berair, gatal, kering, dan mata sakit; gejala sistemik: sakit kepala, shoulder pain, neck pain, dan back pain serta gejala visual: mata kabur serta dapat diakibatkan oleh mata yang terus menerus melihat monitor(Shresta dkk, 2011).
Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa pada pengguna yang menggunakan gawai dalam intensitas tinggi dapat mengakibatkan terjadinya nyeri/pegal pada leher sebesar dan bahu akibat menunduk secara terus menerus saat menggunakan gawai. (Namongsa et al., 2018).
Pada gambar dapat terlihat bahwa saat seseorang menekukkan leher untuk melihat gawai, beban tekanan pada tulang belakang akan bertambah hingga 60 pounds (1 pounds = 0,45 kg). Sudut leher sebesar 15 derajat dapat menambah beban tekanan pada tulang belakang sebesar 25 pounds atau sekitar 11,25 Kg. Postur tubuh yang tidak ergonomis dapat menyebabkan otot mengalami nyeri dan trauma (Bachtiar et ak., 2020). Selain itu, gerakan berulang saat gawai digunakan dalam waktu tertentu baik posisi tangan saat mengetik ataupun saat leher menunduk dapat mengurangi sirkulasi darah ke jaringan otot. Hal ini dapat menimbulkan munculnya kelelahan otot maupun rasa sakit disebabkan oleh kekurangan nutrisi.
Selain penggunaan gawai, masyarakat umumnya menjadikan laptop sebagai alat ketika beraktivitas selama WFH. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 37% pria dan 27% wanita menghabiskan lebih dari 4 jam sehari untuk menggunakan laptop. Pada penelitian lain menemukan bahwa pada pengguna gawai maupun laptop memiliki penyebab keluhan muskoloskeletal yang sama yakni posisi ergonomis yang kurang tepat (Gautam et al., 2017)
Dalam menekan risiko terjadinya keluhan muskuloskeletal pada penggunaan gawai dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama menggunakan jari lainnya (selain ibu jari) secara bergantian pada saat mengetik di gawai. Hal ini berfungsi untuk mencegah terjadinya penggunaan otot berulang secara berlebihan yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera otot. Kedua, pastikan jarak gawai tetap berada setinggi dagu, mata atau dada sehingga dapat mengurangi terjadinya leher bertekuk secara berlebih. Ketiga, usahakan penggunaan gawai dilakukan dalam posisi berdiri serta gunakan dalam durasi singkat (kurang dari 20 menit dalam sekali pemakaian) (Chapin, 2016).
Metode lain yang juga dapat digunakan untuk mengurangi risiko keluhan muskuloskeletal dalam penggunaan gawai dapat dilakukan melalui teknik peregangan 20-20-20. Teknik ini diaplikasikan dengan memberikan jeda sejenak selama 20 detik 20 menit penggunaan gawai dengan memandang lurus ke arah depan sejauh 20 kaki. Kepalkan jari-jari lalu sesaat kemudian luruskan. Gerakan jari secara bergantian (Chapin, 2016).
Peregangan pada leher dan bahu juga dapat mengurangi risiko keluhan muskuloskeletal pada penggunaan gawai yakni dengan menarik kepala ke samping menggunakan tangan dan tahan pada setiap sisi secara bergantian selama 20 detik. Pada peregangan bahu dapat dilakukan dengan memutar bahu ke arah depan sebanyak 10 kali beriringan dengan memutar bahu ke belakang dengan tangan terlentang sebanyak 10 kali(Chapin, 2016).
Pada penggunaan laptop, risiko keluhan muskuloskeletal dapat direduksi dengan menjadikan panggul sebagai tumpuan saat mengoperasikan laptop. Sebesar ⅔ dari berat badan tubuh akan terdistribusi ke kursi, tangan, dan lantai saat tubuh dalam keadaan duduk tegak sehingga dapat mereduksi risiko gangguan pada muskuloskeletal
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah mengusahakan untuk mengoperasikan laptop secara kontinu di bawah 2 jam. Jika terdapat kegiatan yang mengharuskan pengoperasian di atas 2 jam, sebaiknya sudut monitor laprop ke mata pengguna sebesar 20 derajat agar pengguna tidak menunduk. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pengganjal yang ada pada monitor. Selain itu disarankan untuk menggunakan mouse eksternal serta disarankan untuk melakukan peregangan selama 2 menit setiap pengoperasian laptop selama 2 jam (Phanskopar et al., 2020).
Penulis adalah : S1 Reguler Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2019.