Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Jakarta - Menyambut kemerdekaan Republik Indonesia, para pemuda dari 34 provinsi dan komunitas diaspora merumuskan visi Indonesia 2045. Para pemuda ini berkomitmen melanjutkan sumpah pemuda dan optimistis Indonesia makin jaya pada 2045 mendatang.
"Kami menegaskan komitmen sejarah terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia guna berpegang teguh pada pilar-pilar kebangsaan tersebut. Kami bertekad untuk melanjutkan semangat Sumpah Pemuda 1928 dengan Visi Indonesia 2045 guna membawa bangsa kita ke zaman emas," kata Koordinator PPI se-dunia Intan Irani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/8/2018).
Intan menambahkan visi tersebut dirumuskan pada 13-15 Agustus 2018 di Jakarta. Intan mengatakan para pemuda mengharapkan demokrasi Indonesia makin berkualitas dengan sistem pemilu yang berintegritas sehingga muncul para pemimpin yang bersih dan berorientasi pada masyarakat.
"Kami menginginkan demokrasi Indonesia yang berkualitas, didukung sistem pemilihan umum yang fair dan berintegritas, yang bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin yang bersih, akuntabel, dan berbobot, yang berorientasi pada rakyat dan dapat membawa kebaikan dan perbaikan bagi bangsa dan negara. Perjalanan demokrasi Indonesia ke depan harus memperkokoh perlindungan dan pemenuhan hak manusia di Indonesia dan juga di kancah internasional," terangnya.
Intan menuturkan pihaknya menginginkan reformasi hukum yang berkeadilan sehingga seluruh rakyat Indonesia bernilai sama di mata hukum.
"Kami juga ingin agar generasi 2045 nanti dapat menikmati supremasi hukum secara murni, konsisten, dan absolut yang diterapkan di seluruh wilayah NKRI tanpa pandang bulu, bebas politik, dan bebas kepentingan. Untuk itu, reformasi hukum, guna memberikan hukum yang progresif dan berkeadilan bagi rakyat Indonesia harus terus ditempatkan sebagai agenda utama perjalanan bangsa dalam tiga dekade ke depan," urainya.
Intan mengatakan pihaknya juga menyoroti soal kemudahan akses pendidikan hingga revolusi industri. Tak hanya itu, dia juga menyampaikan harapannya soal kemudahan koneksi digital bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Mengingat era digital akan terus berkembang, kami ingin agar setiap manusia Indonesia, di manapun, memiliki literasi digital (digital literacy). Kami juga ingin agar konektivitas digital diperlakukan sebagai bagian dari hak manusia (human rights)," terangnya.
Intan berharap pemerintah bisa segera memperbaiki catatan-catatan tersebut. Sehingga generasi 2045 tak lagi terbebani dengan isu separatisme, kemiskinan hingga gizi buruk.
"Di tahun 2045, kami ingin tidak ada lagi anak Indonesia yang mengalami stunting, tidak ada lagi kerja paksa anak dan perbudakan modern, tidak ada lagi perkawinan usia anak, tidak ada lagi buta huruf, tidak ada lagi kelaparan dan kurang gizi, tidak ada lagi desa tertinggal, tidak ada lagi sengketa batas wilayah negara yang belum terselesaikan, tidak ada lagi deforestasi, dan tidak ada lagi pungutan liar di wilayah Indonesia. Walaupun kami menyadari beratnya tantangan-tantangan ini, kami percaya bahwa dengan upaya sistemik yang sungguh-sungguh dan konsisten, pemerintah Indonesia akan menjadi relatif bebas korupsi dalam satu generasi ke depan," tuturnya.
Untuk mewujudkan hal itu, Indonesia wajib menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Dia optimistis di masa depan Indonesia bakal dihormati dan menjadi teladan bagi dunia.
"Maka dari itu, kami ingin melihat politik luar negeri bebas-aktif diimplementasikan secara maksimal, agar dapat menjadikan Indonesia Major Power Asia dan pelopor global. Kami beraspirasi agar Indonesia terus menjadi jangkar Asia Tenggara, pemimpin ASEAN, serta pendekar multilateralisme. Indonesia tidak boleh ditakuti, tetapi dihormati dan diteladani dunia. Kami juga mencita-citakan masuknya Indonesia ke dalam lima besar kekuatan perdagangan dunia, sejalan dengan kekuatan ekonomi kita pada waktunya," ucapnya.