Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Jakarta – MINews.com: Satu per satu bobrok Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terkuak, belum rampung soal insentif tenaga medis yang empat bulan belum dibayar, kini fasilitas RSUD yang tak kunjung di fungsikan meski sudah dibangun selama tiga tahun silam. Fasilitas yang belum difungsikan adalah ruang Dahlia yang digemborkan sebagai ruang unggulan, namun sejak rampung dibangun hingga kini belum juga digunakan untuk melayani pasien.
“Sangat disayangkan jika ruangan tersebut sudah selesai, namun belum digunakan sama sekali, ini namanya mubazir dan buang – buang anggaran” ujar Agung AL, Ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI), di Jakarta, Sabtu (26/4).
GTI mendapat laporan dari anggotanya di daerah yang memantau kinerja aparatur pemerintahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. GTI pun menyayangkan jika bangunan yang di klaim menjadi ruang unggulan itu akhirnya terbengkalai, padahal pembangunannya pasti menelan biaya yang tidak sedikit.
“kami menduga ada yang tidak beres dalam manajemen RSUD sehingga terkesan carut marut dan banyak pelayanan yang terabaikan“ jelasnya
GTI menduga kacau balaunya manajemen RSUD tak lepas dari peran Direktur Utama Ratu Tri Yulia, Wakil Direktur Tiur Hutapea dan Kasubag Tata Usaha Cici Permasih.
“kami menduga ketiga orang tersebut bertanggung jawab atas polemik yang terjadi sehingga pelayanannya tertinggal dengan RSUD lain di Jawa Barat “ paparnya
Terpisah, salah satu pegawai RSUD yang tak mau disebut namanya mengungkapkan bahwa Ruang Dahlia memang di proyeksikan sebagai ruang unggulan, namun ia tidak pernah tahu alasan bangunan megah tersebut belum difungsikan.
“jangankan masyarakat, kami sendiri sebagai karyawan tidak pernah mendapat informasi kapan ruang tersebut akan difungsikan, coba langsung aja tanya ke kasubag TU Cici Permasih.
Cici merupakan tim inti dalam pembangunan ruang Dahlia karena beliau sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dalam pembangunan tersebut.
Terkait insentif tenaga medis yang sudah empat bulan belum dibayarkan, ia berharap pihak RSUD segera menyelesaikan.
“honor mereka sangat kecil yaitu 500 ribu per bulan, pembayarannya nunggak pula” pungkasnya.