Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Jakarta-mediaindonesianews.com: Memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) yang diperingati setiap 8 Maret, menjadi momentum penting, khususnya bagi perempuan Indonesia. Dengan mengusung tema 'Choose To Challenge', dimana IWD seolah-olah ingin meneguhkan konsistensi perjuangan kaum perempuan dalam menyuarakan bias dan ketidaksetaraan gender. Pose mengangkat satu tangan tinggi-tinggi menjadi simbol komitmen perempuan menantang setiap bentuk ketidaksetaraan, bias gender dan membantu membentuk dunia yang inklusif.
Ketua Umum Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI), DR. Marlinda Irwanti SE. M.Si mendukung penuh perjuangan IWD tahun ini. Sebagai sebuah organisasi perempuan, FPPI yang memilikin 34 Propinsi dan lebih dari 200 DPC di Indonesia, FPPI secara konsisten terus mengupayakan kesetaraan gender yang merupakan visi dan misi serta landasan perjuangan dengan 4 anti (anti marginalisasi, anti diskriminasi, anti double buordan dan anti Kekerasan) landasan perjuangan itu, terus mendorong perempuan Indonesia dapat berperan aktif, baik di ruang domestik juga di ruang publik.
"Perempuan Indonesia haruslah menjadi pribadi yang merdeka dalam Pendidikan baik formal maupun non formal," ujarnya kepada mediaindonesianews.com, Senin (8/3).
Dikatakan Marlinda, bahwa FPPI mendorong pemerintah untuk memberikan akses seluas- luasnya agar perempuan Indonesia mendapatkan kesempatan Pendidikan karena melalui pendidikan dan literasi agar mampu berkarya, inovatif dalam berbagai bidang.
Ditegaskan Marlinda, saat ini, dunia telah memasuki era 5.0. Perempuan Indonesia pun harus mampu menjawab tantangan zaman. Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi oleh perempuan Indonesia, baik diskriminasi maupun tindak kekerasan, namun jangan menyurutkan langkah kaum perempuan untuk maju dan bangkit menghadapi tantangan kemajuan teknologi yang demikian pesat.
"Hari Perempuan Internasional menjadi saat dimana kita melakukan refleksi serta meneguhkan harapan bagi perempuan Indonesia untuk bergerak maju. Saatnya perempuan Indonesia menunjukkan kemampuan dan jati dirinya dengan penguatan di bidang pendidikan dan literasi. Kebijakan yang responsif gender dan Presiden juga sudah memberikan political will agar kesetaraan dalam dunia pendidikan.” kata Direktur Pasca Sarjana Universitas Sahid 2020-2024.
Menurut Dosen Tetap Universitas SAHID Jakarta ini, Indonesia di Unesco termasuk negara yang tandatangani kesepakatan Dakar bahwa Pendidikan untuk semua ( education for All) oleh karena itu akses perempuan dalam pendidikan (baik formal, informal dan non Formal) terus ditingkatkan karena ketika kita memberikan pendidikan pada perempuan maka kita mendidik sebuah Bangsa karena ketika perempuan cerdas kita akan menghasilkan calon pemimpin-pempin yang cerdas juga.
“Human development indeks (HDI) salah satu indikator kesejahteraan bangsa adalah ketika mensejahterakan perempuan. Adapun Indikator kesetaraan gender akan terwujud bila, Regulasi/ kebijakan, political will, Peran aktif seluruh elemen masyarakat, Peran aktif organisasi perempuan, LSM dan lembaga-lembaga non formal,” pungkasnya. (LiaN)